Berlatar belakang sebagai karyawan, mencoba untuk mengawali usaha sendiri dengan pemikiran sebagai pasif income dimulai di 2008 bersama dengan teman-teman kuliah S2 di Universitas Mercu Buana (UMB) Meruya. Dengan segala keterbatasan, maka perusahaan yang bergerak jasa, khususnya pelatihan SDM tersebut berhenti di tengah jalan.
Kembali ke aktifitas sebagai karyawan kembali hingga pertengahan tahun 2013, PT. Dharmatek Berkat Utama (Dharmatek) resmi berdiri sebagai perusahaan perdagangan khususnya di industri tekstil, yaitu industri yang dikuasai oleh suami yang memiliki latar belakang sebagai orang teknik. Tujuan awal dari pembentukan Dharmatek adalah keinginan untuk turut serta dalam industri tekstil yang telah dikuasai secara berpuluh tahun di beberapa negara lain.
Industri tekstil di Indonesia tumbuh berkembang sejak tahun 1970an dimana bermunculan organisasi-organisasi pemintalan (spinning); pertenunan (weaving); perajutan (knitting); dan penyempurnaan (finishing), bertumbuhan pabrik-pabrik, bahkan investasi dari luar mulai masuk.

Sebagai perusahaan baru, maka kendala yang dihadapi adalah kami belum mendapatkan TRUST dari pabrik-pabrik tekstil di Indonesia. Memahami pemetaan dari industri tekstil itu sendiri yang dominan di Bandung di Jawa Barat dan Solo Raya di Jawa Tengah. Sedangkan domisili Dharmatek di Kota Bogor, artinya ada biaya operasional untuk melakukan canvassing.
Strategi untuk mendapatkan TRUST, salah satunya adalah aktif turut dalam berbagai pameran industri skala kecil maupun internasional, terutama di pameran IndoInterTex yang diselenggarakan setiap tahunnya. Melakukan seminar-seminar untuk memperkenalkan dan/atau membantu pelaku industri tekstil dalam menyelesaikan masalah yang sering mereka hadapin di lapangan.
Awal tahun 2020, kami telah mempersiapkan untuk turut pameran yang biasanya dilaksanakan di bulan April. Semua persiapan sudah mencapai 70% dan tiba-tiba pandemi covid-19 terjadi. Dimana seluruh pabrik-pabrik dibatasi untuk melakukan aktifitasnya. Dua bulan di awal adalah keadaan yang terburuk, karena kita tidak melakukan kegiatan apapun, dan yang terburuk adalah tidak tahu berapa lama kita harus menjalaninya (bertahan). Wakeup call terdengar lantang saat kami harus tetap melakukan kewajiban kepada karyawan yaitu membayarkan THR di bulan Mei 2020. Kami mulai bangkit menata kembali langkah-langkah yang harus kami lakukan, memetakan keadaan yang terjadi.

Pabrik-pabrik tidak berproduksi (terbatas sekali aktifitasnya), namun para pemilik dan pengambil kebijakan di pabrik tidak kemana-mana, mereka di rumah saja. Jadi kami memandang ini sebagai kesempatan buat kami untuk dapat memperkenalkan dan memberikan solusi saat pandemi selesai. Gayung bersambut, karena memiliki waktu yang luang maka pemangku kebijakan di industri tekstil mulai menghubungi via email, whatsapp, telpon, minta diadakan meeting via zoom bahkan meminta penawaran harga serta melakukan konsultasi. Mendadak keadaan yang pertamanya mencekam, membuat kami sibuk sekali, semangat dan harapan kembali. Dan berlangsung hingga saat ini (sebagaimana diceritakan pada Kami oleh yang bersangkutan melalui aplikasi perpesanan whatsapp)
“Selama kita memiliki harapan, kita memiliki arah, energi untuk bergerak, dan peta untuk dilalui.” – Lao Tzu
Catatan SiBeBi; Apabila Anda ingin berpartisipasi dalam kegiatan #BerbagiKebaikanMelaluiTulisan dengan menceritakan pengalaman yang memotivasi, silahkan kirimkan pengalaman Anda melalui e-mail pada Kami di info@sibebi.com.